Info Dewasa168

Kumpulan Kumpulan Cerita dan Berita terupdate, yang dapat membuat pembacanya ketagihan untuk membaca terus menerus Happy reading gayss.....



Monday 29 October 2018

Nafsu Naik Dengan Kakak Sendiri


SitusDewasa168 - Aku adalah seorang lelaki yang berasal dari keluarga sederhana akan tetapi selalu bahagia. Aku tinggal bersama keluarga kami dimana ada 4 penghuni rumah sederhana kami yang terdiri dari ayah ibu kakak dan aku sendiri saat ini yang masih melanjutkan kuliah semester pertama dan kakak perempuanku saat ini sudah hampir selesai dalam menjalankan kuliahnya. Kakaku bernama Riska, Dia orangnya cantik dan anggun. Bahkan tiap lelaki yang memandangnya pasti terpegun akan kecantikan kakakku. Bahkan aku sendiri yang sebagai adik kandungnnya juga memuji cantiknya kakak ku Riska.

Kakak ku memiliki seorang teman yang juga merupakan sepupu kami anak pamanku yang juga tak kalah cantiknya. Dia satu kelas dengan kakak ku Riska di salah satu universitas terkenal di kota ini dan dia tinggal di rumah kami di Medan. Orang tuannya atau pamanku tinggal di Cirebon jadi selama kuliah, kakak sepupu aku, Desi tinggal di rumah orang tuaku. Hubungan kami sudah dekat dan memang seperti saudara kandung karena kak desi telah menjadi bagian dari keluarga kami.

Aku orangnnya juga normal namun saat memandang wajah kakak dan kakak sepupuku aku geram seperti ingin rasannya memeluk dan merangkul mereka. Kecantikannya dan keayuannya membangkitkan gairah setiap laki laki yang melihatnya. Senyumnya yang manis, badan yang sangat harum, lenggang lenggoknya yang mempesona menyebabkan aku lupa gadis di hadapanku adalah kakak dan kakak sepupuku sendiri. Riska ayunda dan desi putricia sering muncul di dalam impianku. Betapa bahagiannya aku jika bidadari bidadari ini menjadi miliku.


Satu hari ibu, ayah dan kak Riska berangkat ke jogja karena urusan keluarga. Tinggalah aku dan kak desi berdua saja di rumah karena memang kak desi yang tidak mau ikut. Dari sinilah cerita dewasa ini bermula. Ibu dan ayahku tidak pernah meriasukan keadaan kami sebab makan dan minum kami di sediakan oleh Mak Ijah pembantu kami. Cuma saja Mak Ijah ini tinggal bersama kami karena dia akan pulang ke rumah nya pada malam hari selepas menyelesaikan pekerjaannnya.

Suatu hari aku melintas di bilik kakak sepupuku. Pintu biliknya terbuka sedikit dan terlihat kak desi yang hanya mengenakan handuk kecil karena dia baru saja siap mandi. Tiba-tiba handphone kak desi berdering dan dalam keadaan tergopoh-gopoh mencapai handphonenya yang terletak di atas rak tempel dan lepaslah handuk yang melilit tubuhnya. Astaga.... sesosok tubuh yang cantik gebu ibarat patung berdiri tanpa sehelai benangpun di hadapanku. Pinggang ramping dan dada yang bengkak sungguh sangat indah. Darah berderau menjalari urat-urat darah sekujur badanku. Badanku terasa panas dingin.

Bayangan kak Desi tanpa busana ini sentiasa menganggu fikiranku. Meskipun kak Desi sudah mengenakan pakaian di hadapanku tapi aku rasa mataku seperti menembus pakaianya dan menampakan dirinya yang tanpa pakaian. Peristiwa pagi tadi benar benar membuatkan diriku serba tidak menentu.


Aku terpengaruh dengan godaan iblis dan mulailah Cerita dewasa ini. Aku mencari jalan bagaimana cara agar bisa memeluk kak desi lebih jauh. Aku ingin menikmati pemandangan seperti pagi tadi dan bahkan melakukannya yang lebih terhadap kak Desi yang cantik bagai model itu. Tidak lagi hubungan kakak adik, yang muncul hanyalah pria dan wanita.

Kesempatan itu tiba juga. Malam itu aku tinggal berdua dengan kak Desi. Orantuaku dan juga kak Riska mengunjungi nenek yang sakit di Jogja dan akan tinggal di sana untuk beberapa hari selepas makan malam aku dan kak Desi menonton TV di ruang keluarga. Aku melirik kak Desi yang sedang duduk di sofa sedang asyik menonton berita perdana. Kak Desi hanya mengenakan baju tidur yang sangat tipis. Kak desi sungguh cantik malam itu. Keinginan aku untuk memiliki kak Desi benar benar tidak tertahankan.

"Kak saya mau buat milo, kakak mau ? "Mau,"Jawab kak Desi sambil matannya tetap ke arah TV. Aku ke dapur membuatkan milo dalam gelas kepunyaan Kak Desi aku masukan pil tidur kepunyaan ibu yang aku ambil siang tadi. "Kak ini milo kakak" ujarku sambul menghulurkan gelas. "Terima kasih dik," perlahan suara kak Desi sambil menyambut gelas yang aku berikan kepadannya. aku mengeuk minumanku dengan tenang. Perasaanku agak gementar menunggu reaksi minuman yang aku sedikaan untuk kakakku. Kakak Desi menghirup perlahan perlahan minuman di hadapannya.

Enak sekali minuman yang kamu buat. Bisa buka warung kopi ini, puji kak Desi. "Kalau hnaya warung tepi jalan gak masuk lah kak. Ini minuman taraf lima bintang,"Jawabku bergurau.

Selepas beberapa menit aku melihat mata kakakku makin kuyu meski minuman tadi baru setengah gelas yang diminum karena kau masih melihat setengahnya di atas meja tak lama kemudian kak Desi tidur di sofa. aku puas karena obat tidur yang aku masukan ke dala minuman kakakku bereaksi. Tanpa berlengah aku menganggkat kakak sepupuku kesayangan yang sedang tidur lelap ini ke lantai karena aku ingin leluasa. Tak sabar rasannya kau melancarkan hasratku malam ini dan bergetarlah semua tubuhku setelah memandang kecantikan kakak sepupuku yang masih meringkuk di sofa.

Kak Desi yang terbari tak berdaya yang berada di hadapanku hanya mengenakan baju tidur tipis dan transparan. Kak Desi memang biasa berpakaian begini bila di rumah. Begitu juga kak Riska karena itu sejak dulu lagi aku geram melihat kedua kakak ku. Gerakan gerakan gunung kembar di sebalik baju tidurnya menggoda imanku. Lekuk-lekuk tubuhnya jelas terbayang di sebalik baju tipis yang di pakainya mungkin kak desi tidak terasa apa apa bila berhadap dengan aku adiknya.

Kesabaranku sudah tak tertahan kan lagi dan dengan perlahan aku mengangkat tubuh kakak ku ini sambil menahan rasa deg degan jantung ini. Tanganku mulai mencoba mengangkat kaki dna tangan kiriku berada di bagian atas mengangkat bahu dan kepalanya.

Nafsuku kian bergelora melihat tubuh kakak ku yang saat ini sedang dalam gendonganku. Senjataku sudah kian tak sabar dan berontak dari tadi. Badan kak Desi memang tidak terlalu berat namun karena aku sendiri tak pernah angkat berat jadi selama mengendong kak Desi tanganku juga gemetaran. Namun karena hasrat yang sudah tidak tertahankan inilah yang membuat aku berusaha mati matian dan terus berusaha untuk memindahkan kak Desi di lantai.

Perjuanganku ini sedikit lagi berhasil karena kak Desi sudah dalam gendonganku dan mulailah aku melangkah untuk memindahkan kak Desi, namun saat ingin membaringkan kak Desi di lantai, tanpa aku sadari tangan kak Desi terlepas dari dekapanku mengenai gelas yang dia letakan di meja tadi dan tumpahlah milo itu mengenai tepat di wajahnya.

Sontak saja hal itu membuat kak Desi terbangun dan kaget dan dia membentak aku. "Dik apa yang kamu lakukan," dengan gugup aku berusaha menjawab meski....Maaf kak, aku hanya ingin memindahkan kakak ke kamar, aku lihat tadi kakak sudah tidur jadi aku gak ingin badan kakak sakit gara gara meringkuk di sofa" kilahku yang saat itu buyar.

Tapi gak tahunya badan kakak lumayan berat, jadi tanganku agak gemetaran saat mengendong kakak" lanjutku malam itu. "ooww,, lain kali gak usah gendong kakak, bangunin ajah gak papa atau biar kakak tiduran dulu di sofa kalo emang gak kuat"Ucap kakakku yang ternyata tidak menaruh curiga sedikitpun terhadap niat yang ingin aku lakukan malam ini.


"Ya sudah kakak mandi dulu kalo gitu, nih lihat badan dan baju kakak basah semua kena milo.. Nanti kita lanjutin lagi ngobrolnya.. Keburu dingin ini nanti kakak" Ujar kak Desi "Iyah kak, pakai air hangat ajah kalo mandi,"ucapku yang mulai lemas karena usahaku kali ini belum berhasil.

Sambil menatap langkah kak Desi menuju belakang, aku masih termenung diam dan bercampur aduk semua perasaanku kali ini. Semua Rencana dalam Cerita Dewasa kali ini memang belum berhasil, tapi masih ada hari esok yang tetap akan saya nantikan dan rencana masih terus berjalan

-Bersambung-

BACA DAN KUNJUNGIN JUGA : 

No comments:

Post a Comment